News

UMKM Butuh Tampilan Visual Menarik

pic : unsplashdewisoemanagara

9 April 2019

Jakarta, MNEWS.co.id — Industri percetakan, khususnya digital printing dibutuhkan pelaku UMKM industri kreatif di sektor graphic art (print shop), fashion, kuliner, serta kriya untuk menciptakan tampilan produk yang berkualitas dalam jumlah yang fleksibel. Sebab tak dapat ditampik, aspek visual termasuk faktor penting yang mendukung kualitas produk dan peningkatan daya saing UMKM.

Mengutip informasi dari Kemenperin, kontribusi sektor UMKM terhadap PDB meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat, dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode yang sama. Oleh karena itu, UMKM berperan besar menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Ikhsan Ingratubun, Ketua Umum Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Indonesia (AKUMINDO) menjelaskan, UMKM telah memberikan kontribusi sebesar 60 persen untuk PDB negara dan menyerap tenaga kerja Indonesia sebesar lebih dari 96 persen.

Sekitar 60 juta UMKM ada di Indonesia, dan 55 juta di antaranya termasuk dalam kategori usaha mikro. Usaha mikro dapat menghasilkan omzet sebesar Rp 300 juta dalam satu tahun. Dari 55 juta pelalu usaha mikro tersebut, yang terbanyak adalah usaha kuliner yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

“UMKM perlu menjadikan tampilan produk sebagai prioritas utama untuk pengembangan ciri khas produknya. Selain mengutamakan kualitas, tampilan produk baik berupa kemasan/packaging, maupun beragam materi promosi produk sangat menentukan peningkatan nilai jual. Pengemasan produk yang eye catching, kreatif, colorful, modern, berkelas dan presisi dapat meningkatkan nilai fambah dan omzet suatu produk,” jelas Ikhsan kepada para awak media, dalam acara Diskusi Media “Peran Digital Print on Demand untuk UMKM” di Ocha & Bella Resto, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Astagraphia Luncurkan Mesin Cetak, Dukung UMKM

Seiring bertumbuhnya jumlah UMKM Indonesia yang pesat ditunjang dengan perkembangan e-commerce, Astagraphia Document Solution meluncurkan mesin dengan teknologi terbaru yang inovatif, yaitu Fuji Xerox PrimeLink™ C9065 yang menyasar pada UMKM.

Mangara Pangaribuan, Direktur PT Astra Graphia Tbk mengatakan, perkembangan UMKM yang pesat menjadi salah satu perhatian. Berdasarkan data dari Bekraf, kontribusi terbesar UMKM terhadap PDB subsektor ekraf, adalah sektor kuliner 41,40%, fashion 18,01%, dan kriya (labelling, packaging) sebesar 15,40% di mana ketiganya merupakan sektor yang marak digeluti oleh UMKM saat ini. Semakin banyak UMKM yang bergerak, tentu perekonomian juga akan terdorong untuk terus tumbuh.

Para narasumber menunjukkan hasil cetak Mesin Production Printer Fuji Xerox PrimeLink™ C9065 yang baru
saja diluncurkan hari ini, Selasa (9/4/2019) di Ocha & Bella Resto, Jakarta. Foto: (doc/MNEWS).

“Hadirnya Mesin Production Printer Fuji Xerox PrimeLink™ C9065 merupakan pelengkap dari berbagai rangkaian seri mesin production printer dari Astagraphia Document Solution dalam memberikan solusi digital print on demand bagi pelaku UMKM. Kami yakin dengan hadirnya mesin ini, dapat mendorong pertumbuhan bisnis industri kreatif secara menyeluruh, mulai dari para pelaku UMKM yang menggeluti industri kreatif maupin pelaku UMKM pemilik print shop. Kami berharap, PT Astra Graphia Tbk sebagai korporasi dapat berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian nasional,” ujar Mangara.

Senada dengan Mangara, Eko Wahyudi, Chief of Graphic Communication Services PT Astra Graphia Tbk mengatakan, selain mendukung UMKM dalam menciptakan kualitas dan fleksibilitas hasil cetak, khusus bagi pelaku usaha kecil dan menengah yang menggeluti usaha print shop juga dapat berinvestasi untuk memiliki Fuji Xerox PrimeLink™ C9065, mengingat industri percetakan akan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia.

“Astragraphia berkomitmen untuk selalu menyediakan layanan terbaik bagi pelanggan dengan menyediakan spare part dan consumables yang tersebar di 92 pusat layanan dan 32 kantor cabang di Indonesia,” kata dia.

Visual Mengundang Pembeli

Komitmen pemerintah untuk menumbuh kembangkan UMKM sudah tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Menurut UU tersebut, negara atau stakeholder wajib memberikan pembinaan, akses pemasaran, dan lainnya kepada pelaku UMKM.

Menurut Ikhsan, jelas bahwa pelaku UMKM harus dibukakan akses pembinaan, pelatihan, termasuk pemasaran. Tiga usaha yang tercantum dalam UU ini mencakup usaha produksi, jasa, dan jasa keuangan. Hal ini termasuk industri cetak untuk kemasan dan labelling di dalamnya.

“Karena amanah UU tersebut, UMKM sebagai sektor riil tulang punggung perekonomian Indonesia ini harus ditumbuh kembangkan. UMKM ini lebih kurang 60 juta di seluruh Indonesia,” tandas Ikhsan.

Pemilik tempat makan Raja Konro Daeng Naba ini bercerita, warung makan yang didirikannya sejak tahun 1998 itu bermula dari usaha kaki lima. Ikhsan menilai, tampilan visual sangat penting bagi UMKM untuk menunjukkan kepada pasar terutama konsumen, bahwa usahanya profesional. Kini, rumah makan yang sudah membuka banyak cabang tersebut bisa menghasilkan omzet Rp 15 juta hingga Rp 20 juta setiap harinya.

“Pentingnya visual, karena bisa mengundang pembeli. (Salah satu) Elemen yang paling penting dalam suatu produk adalah tampilan atau kemasan,” tandasnya.

source : https://mnews.co.id/read/berita-lainnya/umkm-butuh-tampilan-visual-menarik